Jumat, 14 Oktober 2016

Bolehkah aku berhenti memperjuangkanmu? by Dwitasari

Diposting oleh ocaa di 02.45 0 komentar
Tidak ada yang menyenangkan berjalan dalam bayang-bayang, namun bayang-bayangmu memberiku banyak arti, dan selalu berhasil membuatku memutuskan untuk berjalan lagi. Aku begitu tahu, mencintaimu adalah sebuah kesalahan, tetapi berkali-kali kamu meyakinkan, bahwa bukan aku penyebab dari segala kehancuran. Lalu, kamu memintaku kembali dalam hidupmu, dengan label sahabat. Haruskah aku bilang, bahwa semua sikapmu membuat aku sedikit muak? Kita pernah di tahap lebih dari sahabat, lalu kaumemintaku meneruskan hubungan denganmu sebagai sahabat biasa.

Aku menggelengkan kepala dan sibuk menahan air mata. Karena semua yang kulihat selalu membuatku ingat. Kamu membekas dalam otakku dan aku juga makin tak mengerti cara untuk mengusirmu dari hatiku. Kulewati jalan-jalan panjang yang kita lewati berdua. Dan, yang muncul di kepalaku, hanyalah wajahmu yang tersenyum, yang aku lihat di spion sepeda motormu. Betapa kebahagiaam bagiku begitu sederhana, memelukmu erat di atas sepeda motormu, dan mendengarmu bercerita tentang apapun. 

Kamu ingat? Kamu bercerita mengenai apartemen yang akan dibangun di sekitar rumahmu, masterplan yang kautolak karena daerah itu tidak bagus untuk dijadikan apartemen. Aku melihatmu dari kaca spion, memelukmu erat seakan tak ada lagi hari esok, dan kamu terus merancau dengan nada sebal. Aku jatuh cinta pada caramu mengungkapkan pendapatmu, aku jatuh cinta pada caramu menatapku dengan tatapan tidak biasa, dan aku jatuh cinta setiap kali kamu tersenyum ke arahku-- sementara aku tidak mampu menyembunyikan betapa rasa cinta di dadaku kian hari kian membesar.

Perasaan ini semakin sulit untuk dipertanggungjawabkan, terutama ketika kamu sering menghilang karena berbagai alasan. Dan, aku hanya mampu menunggu dengan sabar, menatap ponsel dengan penuh harap, berharap kamu menghubungiku untuk mengajakku bertemu. Tapi, kamu tidak pernah ada, kamu tidak pernah hadir dalam hari-hari saat aku membutuhkanmu. Aku mengerti, tidak bisa aku menuntutmu segalanya, karena perempuan yang kausembunyikan ini tidak berhak untuk mengatur dan meminta apapun darimu. Namun, salahkah jika aku ingin, suatu hari nanti, aku punya hak, punya otoritas, untuk terus bersamamu? Mungkin ini gila, tapi tidak bertemu denganmu, kemudian hanya bisa memendam rindu yang membesar bisa juga membuatku merasa gila.

Sungguh, aku tidak memintamu lebih dari waktu yang bisa kamu berikan untukku. Karena aku juga paham, waktumu sudah cukup tersita dengan pekerjaan juga dengan gadis pilihanmu. Sebagai yang bukan pilihan, aku hanya mampu menatapmu dengan sabar, hingga waktu yang tepat datang, agar aku bisa memelukmu walau sesaat. Semua waktu kita, walaupun singkat, adalah waktu yang sangat berharga bagiku. Kamu tidak tahu luka yang ada saat aku memelukmu dengan erat, pelukan yang mungkin terasa begitu berlebihan. Kamu tidak tahu, rasa sakit hati yang ada, saat kita berpelukan namun kamu sibuk bercerita tentang kekasihmu. Kamu tidak tahu, saat pertama kali kamu bilang sudah punya kekasih, dan saat itu juga aku menangis sejadi-jadinya dalam pelukmu, bisakah kamu tebak apa yang ada dalam benakku? Aku merasa kamu adalah the one, sementara kamu hanya menganggapku selingkuhan.

Saat aku menangis, kamu berusaha menenangkanku, dan ada kebingungan yang nampak jelas di wajahmu. Kamu memintaku untuk berhenti menangis, namun air mataku sulit diajak kompromi. Air mataku jauh lebih memahami apa yang terjadi di dalam hatiku, sementara kamu tidak pernah paham apa yang sebenarkan aku rasakan. Pelukmu, kala itu, lebih menyakitkan daripada perpisahan apapun. Yang paling menyakitkan bagiku adalah saat kamu mengaku sangat mencintaiku, tetapi kamu tidak mungkin meninggalkan kekasihmu. Jika memang kamu sudah berdua, mengapa kamu memelukku, mengecupku, menahanku pergi seakan hanya akulah satu-satunya yang kamu miliki?

Luka itu semakin meluas, saat aku berusaha melupakanmu, namun kamu pada akhirnya selalu punya tempat di hatiku. Kamu selalu ada di tempat yang secara sukarela aku sediakan, dan aku berikan hatiku yang utuh untuk kamu patahkan berkali-kali. Semakin aku jatuh cinta padamu, semakin aku menyadari bahwa kamu tidak akan mungkin aku miliki. Bahkan, aku tidak tahu, status kita ini bisa dinamakan apa. Kamu punya kekasih, tetapi kamu sangat mencintaiku dan tidak ingin meninggalkanku, lebih anehnya lagi-- kamu tidak ingin aku pergi dari hidupmu.

Bisakah kaumembayangkan rasanya jadi aku? Yang harus terus mengalah, yang harus terus menyembunyikan air mata, yang harus bersedia disakiti berkali-kali, yang harus menutup mulutnya agar tidak mengeluh, yang kelak akan dibenci temanmu, dan segala rasa sakit yang aku rasakan-- hanya demi memperjuangkan dan mempertahankanmu? Terlalu banyak ketidakadilan yang kurasakan. Terlalu banyak kesesakan dan rasa bersalah yang menghantuiku. Aku sangat mencintaimu, sungguh, dan mengetahui tubuhmu tidak hanya dipeluk olehku adalah patah hati terbesar yang sulit dijelaskan kata-kata.

Kaumemintaku untuk menyembunyikan segalanya. Kamu ingin aku tidak terlihat seperti jatuh cinta padamu. Kamu mengaturku sesuai yang kamu mau. Hanya karena kamu tahu aku sangat mencintaimu, lalu kamu menginjak-injak perasaanku seakan mengerti bahwa aku tidak mampu melawan. Ingin rasanya aku menatapmu, dengan sisa-sisa air mata yang masih aku miliki, memberitahu seberapa dalam luka yang aku rasakan, agar kamu mulai berhenti menyakitiku.

Sayang, kamu tentu tidak akan mengerti seberapa dalam luka hati yang aku rasakan. Setiap pelukanmu, setiap kecupmu, setiap kata dari bibirmu, setiap ucapan cinta darimu, selalu berhasil membuatku memaafkanmu. Kamulah iblis yang terlihat malaikat di mataku. Kamulah penjahat yang aku bela mati-matian. Kamulah tersangka yang rela aku sembunyikan. Hingga pada akhirnya mungkin kekasihmu akan tahu dan menuduhku pecundang. Padahal, kamu tahu betul, siapa yang paling hiperaktif dalam perkenalan kita. Bukan aku. Bukan kamu. Tapi, takdir yang menggariskan kita untuk bertemu dan saling memandang. Apakah cinta tetap benar, jika dia datang di waktu yang tidak tepat?

Koko, kamu tahu seberapa besar perasaan yang aku miliki, kamu juga tahu siapa yang paling mencintaimu di sini. Lalu, jika kautahu cintaku lebih besar daripada cinta kekasihmu padamu, mengapa tetap harus aku yang mengalah? Jika kaumengerti perjuanganku untuk mempertahankanmu jauh lebih besar daripada perjuangan kekasihmu mempertahanmu, mengapa harus aku lagi yang kausembunyikan dari sorotan mata dunia? 

Yang membuat aku sedih bukan karena aku tidak memelukmu berhari-hari, namun yang membuatku sedih adalah mengapa aku tidak pernah diberi kesempatan untuk memperjuangkanmu lebih jauh lagi? Yang membuatku terluka bukan karena kamu lebih dulu punya kekasih, namun yang membuatku semakin terluka adalah kamu tidak pernah mengaku pada siapapun bahwa aku hadir dalam hidupmu. Aku tidak pernah bersedih terlalu banyak jika kita tak bertemu. Aku juga tidak marah jika harus kehilangan kamu terus. Namun, sadarkah kamu, ada perempuan yang selalu mengalah di sini, hanya untuk si tolol yang begitu dia cintai?

Beri aku kesempatan untuk berpindah, jika kamu tidak megharapkan aku dalam hidupmu. Jangan meminta aku tetap tinggal, jika pada akhirnya justru kamu yang meninggalkanku.


Untuk kamu yang menawarkan,
segala macam bualan,
yang kupikir cinta.

Senyuman di belakang Panggung by Dwitasari | The second conflics

Diposting oleh ocaa di 02.42 0 komentar
Aku kira, aku sudah berhasil melupakan segala macam tentangmu. Kupikir aku siap membuka hatiku untuk seseorang yang baru. Aku yakin bahwa aku siap membuka mata dan hatiku pada orang baru yang akan membahagiakanku. Usahaku begitu keras untuk mematikan perasaan ini. Segalanya memang tak mudah karena perjuangan yang kulakukan terus berlanjut. Tak mudah mematikan perasaan pada seseorang yang bisa kita temui setiap hari. Kamu sudah jadi bagian dari hari-hariku, hampir setiap hari aku melihatmu. Perubahan yang begitu berbeda membuatku sulit menerima bahwa kita tak lagi sama. Aku melihatmu setiap hari dan untuk menganggap bahwa kita tak pernah punya perasaan yang spesial sungguh bukanlah hal yang mudah.

Apa saja yang kita lakukan selama rentetan bulan kebersamaan kita. Aku juga tak tahu apakah aku dan kamu bisa disebut punya hubungan atau tidak, karena semua berjalan dalam ketidakjelasan. Penyatuan kita juga tak menemukan titik temu. Mungkinkah dulu hanya aku yang berjuang sendirian? Mungkinkah dulu hanya aku yang inginkan kejelasan?

Kamu berbeda dari yang lainnya. Kamu sederhana, apa adanya, misterius, dan begitu sulit untuk ditebak. Wajahmu bukan pahatan seniman kelas dunia ataupun bikin pabrik yang jelas-jelas sempurna. Aku tak memikirkan bagaimana penampilanmu dan bagaimana caramu menata rambutmu. Aku mencintaimu karena begitulah kamu. Kamu yang sulit kutebak tapi begitu manis dalam beberapa peristiwa. Kamu yang menggemaskan dalam keadaan yang bahkan sulit kujelaskan. Aku sangat mencintaimu dan sekarang pun masih begitu. Sadarkah kamu?

Hari-hari kulewati dengan banyak pertanyaan. Apakah perasaanmu sedalam yang kuharapkan? Aku sedikit menangkap isyarat itu. Kamu mengajakku bicara dalam percakapan manis kita di pesan singkat. Kamu menghangatkanku di tengah dinginnya malam dengan candaan kecilmu. Bagaimana mungkin aku bisa begitu mudah melupakan hal-hal spesial yang sempat kulewati bersamamu? 

Kamu bisa dengan mudah melupakan segalanya. Kebersamaanmu dengannya sudah cukup menjawab semuanya. Aku bukanlah sosok yang kauinginkan. Aku bukan sosok yang kauharapkan. Menyakitkan bukan jika keberadaanku tak pernah kauanggap meskipun aku selalu hadir dalam tatapanmu? Aku berusaha semampuku untuk membahagiakanmu, namun nampaknya usahaku tak begitu terlihat di matamu.

Dulu, kita yang banyak berbincang, kini jadi banyak diam. Setiap hari aku berusaha menerima kenyataan dan perubahan itu. Setiap hari aku mencoba meyakinkan diriku bahwa suatu saat pasti aku bisa melupakanmu. Ketika melihatmu dengannya, ada luka yang tergores lagi. Kamu belum benar-benar kumiliki, tapi mengapa aku bisa sakit begini?

Pertemuan kita tadi seperti semangat yang kembali menemukanku di sudut yang dingin dan gelap. Aku selesai menyanyikan lagu sakit hati yang kuharap bisa sampai ke telingamu. Aku turun panggung dan menemukan sosokmu sedang duduk termenung. Kulambaikan tanganku dan mata kita bertemu.

Kamu tersenyum. Sederhana sekali. Ternyata, dari banyaknya pengabaian dan rasa sakit yang kauberikan; aku masih bisa mencintaimu.

Bisakah Kaubayangkan Rasanya jadi Aku? by Dwitasari | The first story

Diposting oleh ocaa di 02.38 0 komentar

Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku. Setiap malam, sebelum tidur, kuhabiskan beberapa menit untuk membaca pesan singkatmu. Tawa kecilmu, kecupan berbentuk tulisan, dan canda kita selalu membuatku tersenyum diam-diam. Perasaan ini sangat dalam, sehingga aku memilih untuk memendam.


Jatuh cinta terjadi karena proses yang cukup panjang, itulah proses yang seharusnya aku lewati secara alamiah dan manusiawi. Proses yang panjang itu ternyata tak terjadi, pertama kali melihatmu; aku tahu suatu saat nanti kita bisa berada di status yang lebih spesial. Aku terlalu penasaran ketika mengetahui kehadiranmu mulai mengisi kekosongan hatiku. Kebahagiaanku mulai hadir ketika kamu menyapaku lebih dulu dalam pesan singkat. Semua begitu bahagia.... dulu.

Aku sudah berharap lebih. Kugantungkan harapanku padamu. Kuberikan sepenuhnya perhatianku untukmu. Sayangnya, semua hal itu seakan tak kaugubris. Kamu di sampingku, tapi getaran yang kuciptakan seakan tak benar-benar kaurasakan. Kamu berada di dekatku, namun segala perhatianku seperti menguap tak berbekas. Apakah kamu benar tidak memikirkan aku? Bukankah kata teman-temanmu, kamu adalah perenung yang seringkali menangis ketika memikirkan sesuatu yang begitu dalam? Temanmu bilang, kamu melankolis, senang memendam, dan enggan bertindak banyak. Kamu lebih senang menunggu. Benarkah kamu memang menunggu? Apalagi yang kautunggu jika kausudah tahu bahwa aku mencintaimu?

Tuan, tak mungkin kautak tahu ada perasaan aneh di dadaku. Kekasihku yang belum sempat kumiliki, tak mungkin kautak memahami perjuangan yang kulakukan untukmu. Kamu ingin tahu rasanya seperti aku? Dari awal, ketika kita pertama kali berkenalan, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Senyummu adalah salah satu keteduhan yang paling ingin kulihat setiap hari. Dulu, aku berharap bisa menjadi salah satu sebab kautersenyum setiap hari, tapi ternyata harapku terlalu tinggi.

Semua telah berakhir. Tanpa ucapan pisah. Tanpa lambaian tangan. Tanpa kaujujur mengenai perasaanmu. Perjuanganku terhenti karena aku merasa tak pantas lagi berada di sisimu. Sudah ada seseorang yang baru, yang nampaknya jauh lebih baik dan sempurna daripada aku. Tentu saja, jika dia tak sempurna—kautak akan memilih dia menjadi satu-satunya bagimu.

Setelah tahu semua itu, apakah kamu pernah menilik sedikit saja perasaanku? Ini semua terasa aneh bagiku. Kita yang dulu sempat dekat, walaupun tak punya status apa-apa, meskipun berada dalam ketidakjelasan, tiba-tiba menjauh tanpa sebab. Aku yang terbiasa dengan sapaanmu di pesan singkat harus (terpaksa) ikhlas karena akhirnya kamu sibuk dengan kekasihmu. Aku berusaha memahami itu. Setiap hari. Setiap waktu. Aku berusaha meyakini diriku bahwa semua sudah berakhir dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh.

Tuan, jika aku bisa langsung meminta pada Tuhan, aku tak ingin perkenalan kita terjadi. Aku tak ingin mendengar suaramu ketika menyebutkan nama. Aku tak ingin membaca pesan singkatmu yang lugu tapi manis. Sungguh, aku tak ingin segala hal manis itu terjadi jika pada akhirnya kamu menghempaskan aku sekeji ini.

Kalau kauingin tahu bagaimana perasaanku, seluruh kosakata dalam miliyaran bahasa tak mampu mendeskripsikan. Perasaan bukanlah susunan kata dan kalimat yang bisa dijelaskan dengan definisi dan arti. Perasaan adalah ruang paling dalam yang tak bisa tersentuh hanya dengan perkatan dan bualan. Aku lelah. Itulah perasaanku. Sudahkah kaupaham? Belum. Tentu saja. Apa pedulimu padaku? Aku tak pernah ada dalam matamu, aku selalu tak punya tempat dalam hatimu.

Setiap hari, setiap waktu, setiap aku melihatmu dengannya; aku selalu berusaha menganggap semua baik-baik saja. Semua akan berakhir seiring berjalannya waktu. Aku membayangkan perasaanku yang suatu saat nanti pasti akan hilang, aku memimpikan lukaku akan segera kering, dan tak ada lagi hal-hal penyebab aku menangis setiap malam. Namun.... sampai kapan aku harus terus mencoba?

Sementara ini saja, aku tak kuat melihatmu menggenggam jemarinya. Sulit bagiku menerima kenyataan bahwa kamu yang begitu kucintai ternyata malah memilih pergi bersama yang lain. Tak mudah meyakinkan diriku sendiri untuk segera melupakanmu kemudian mencari pengganti.

Seandainya kamu bisa membaca perasaanku dan kamu bisa mengetahui isi otakku, mungkin hatimu yang beku akan segera mencair. Aku tak tahu apa salahku sehingga kita yang baru saja kenal, baru saja mencicipi cinta, tiba-tiba terhempas dari dunia mimpi ke dunia nyata. Tak penasarankah kamu pada nasib yang membiarkan kita kedinginan seorang diri tanpa teman dan kekasih?

Aku menulis ini ketika mataku tak kuat lagi menangis. Aku menulis ini ketika mulutku tak mampu lagi berkeluh. Aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir, meskipun tak pernah benar-benar tinggal. Seandainya kautahu perasaanku dan bisa membaca keajaiban dalam perjuanganku, mungkin kamu akan berbalik arah—memilihku sebagai tujuan. Tapi, aku hanya persinggahan, tempatmu meletakan segala kecemasan, lalu pergi tanpa janji untuk pulang.

Semoga kautahu, aku berjuang, setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku agar membencimu, setiap hari, ketika kulihat kamu bersama kekasih barumu. Aku berusaha keras, setiap hari, menerima kenyataan yang begitu kelam.

Bisakah kaubayangkan rasanya jadi orang yang setiap hari terluka, hanya karena ia tak tahu bagaimana perasaan orang yang mencintainya? Bisakah kaubayangkan rasanya jadi aku yang setiap hari harus melihatmu dengannya? 

Bisakah kaubayangkan rasanya jadi seseorang yang setiap hari menahan tangisnya agar tetap terlihat baik-baik saja?

Kamu tak bisa. Tentu saja. Kamu tidak perasa.

Kamis, 13 Oktober 2016

Terjemahan I Will Be | Avril Lavigne

Diposting oleh ocaa di 21.33 0 komentar
There's nothing I could say to you
Tak ada yang bisa kukatakan padamu
Nothing I could ever do to make you see
Tak ada yang bisa kulakukan tuk membuatmu mengerti
What you mean to me
Arti dirimu bagiku

All the pain, the tears I cried
Semua rasa sakit, air mata yang bercucuran
Still you never said goodbye and now I know
Tetap saja kau tak pernah ucapkan selamat tinggal dan kini aku tahu
How far you'd go
Betapa jauh kau kan pergi

BRIDGE
I know I let you down
Kutahu aku tlah kecewakanmu
But it's not like that now
Namun kini takkan begitu 
This time I'll never let you go
Kali ini takkan kulepaskan dirimu

CHORUS
I will be all that you want
Aku akan menjadi seperti yang kauinginkan
And get myself together
Dan kan kulakukan sepenuh hati
Cause you keep me from falling apart
Karena kau tlah hindarkan aku dari kehancuran
All my life, I'll be with you forever
Sepanjang hidupku, aku kan bersamamu selamanya
To get you through the day
Temani hari-harimu
And make everything okay
Dan bereskan segalanya

I thought that I had everything
Dulu kukira aku punya segalanya
I didn't know what life could bring
Aku tak tahu yang bisa dilakukan oleh hidup
But now I see, honestly
Namun kini kulihat, dengan jujur

You're the one thing I got right
Engkaulah satu-satunya punyaku yang benar
The only one I let inside
Satu-satunya yang kubiarkan masuk
Now I can breathe, cause you're here with me
Kini aku bisa bernafas, karena kau di sini bersamaku

BRIDGE
And if I let you down
Dan jika kubuat kau kecewa
I'll turn it all around
Kan kuperbaiki 
Cause I would never let you go
Karena takkan pernah kulepaskanmu

CHORUS

BRIDGE
Cause without you I cant sleep
Karena tanpamu aku tak bisa tidur
I'm not gonna ever, ever let you leave
Takkan pernah kubiarkan kau pergi
You're all I've got, you're all I want
Hanya engkau yang kupunya, hanya engkau yang kuinginkan
Yeah

And without you I don't know what I'd do
Dan tanpamu, aku tak tahu apa yang harus kulakukan
I can never, ever live a day without you
Aku takkan pernah sanggup jalani hidup sehari tanpamu
Here with me, do you see,
Di sini bersamaku, apa kau lihat
You're all I need
Hanya engkau yang kubutuhkan

CHORUS (2x)

Terjemahan Remember When | Avril Lavigne

Diposting oleh ocaa di 21.31 0 komentar
Remember when I cried to you a thousand times
Teringatku ketika aku menangis dalam dekapanmu ribuan kali
I told you everything, you know my feelings
Kukatakan segalanya padamu, kau tahu perasaanku
It never crossed my mind that there would be a time
Tak pernah terlintas di pikiranku bahwa akan ada saatnya
For us to say goodbye, what a big surprise
Bagi kita tuk berpisah, sungguh mengejutkan

PRE-CHORUS
But I'm not lost, I'm not gone
Tapi aku tak hilang, aku tak mati
I haven't forgot
Aku belum lupa

CHORUS
These feelings I can't shake no more
Perasaan ini yang tak bisa lagi kuaduk-aduk
These feelings running out the door
Perasaan ini yang beranjak pergiI can feel it falling down
Bisa kurasakan semuanya luruh
And I'm not coming back around
Dan aku takkan kembali lagi

These feelings I can't take no more
Perasaan ini yang tak bisa lagi kumiliki
This emptiness in the bottom drawer
Kekosongan di dalam laci pakaian
It's getting harder to pretend
Semakin sulit tuk berpura-pura
And I'm not coming back around again
Dan aku takkan kembali lagi
Remember when
Teringatku ketika

I remember when it was "together 'til the end"
Teringatku pada masa-masa "bersama hingga akhir waktu"
Now I'm alone again, where do I begin?
Kini aku sendiri lagi, dari mana harus kumulai?
I cried a little bit, you died a little bit
Aku agak menangis, kau agak mati
Please say there's no regrets
Katakanlah tak ada penyesalan
And say you won't forget
Dan katakan kau takkan lupa

PRE-CHORUS
CHORUS

That was then, now it's the end
Itu dulu, kini sudah berakhir
I'm not coming back, I can't pretend
Aku takkan kembali, aku tak bisa berpura-pura
Remember when
Teringatku ketika

CHORUS

PAPA.. AKU MENYAYANGIMU..

Diposting oleh ocaa di 21.00 0 komentar
Tahun 1997 papa dan mama menikah, tahun 1998 aku pun mulai menyapa dunia dari yang sebelumnya selama 8 bulan berjuang di perut mama, hingga terlahirlah aku sebagai Soca Bethari Puspa yang prematur. Aku dilahirkan mama melalui operasi sesar yang penuh dengan harapan. ketika aku memulai menyapa dunia, pada dokter terheran heran denganku. sekujur tubuhku berwarna biru pucat seperti bayi yang akan meninggal dan akupun tidak menangis, karena wajarnya bayi yang terlahir kedunia pasti menangis. tapi mengapa aku tidak? mengapa aku pucat? dokter pun merogoh tenggorokanku dan memukul halus punggungku supaya aku menangis, tapi ternyata? tidak. kemudian dokter memeriksa keadaanku, aku harus di pindahkan ke inkubator selama kurang lebih 2/3 hari. sehingga disitulah jawabannya ditemukan. ternyata aku diberikan keistimewaan kepada Allah secara berturut turut, aku terlahir dalam umur 8 bulan, melalui sesar, dan yang terakhir, aku memiliki kelainan jantung, jantung bocor. ketika aku dipindahkan ke inkubator, mama benar benar merasa sedih dan stres sehingga nafsu makannya berubah menjadi rasa sedih dengan penuh penyesalan yang tak terdefinisi. 

setelah beberapa hari itu, aku bisa kembali dalam pelukan mama dan papa. papa adalah seorang TNI AL yang sangat bertanggung jawab. tahun tahun itu, gaji papa tidak ada harganya untuk memberi mama makanan bergizi sehingga dapat ku peroleh dari ASI. lambat laun pertumbuhanku membaik, aku mulai berisi layaknya bayi bayi sehat lainnya, semakin besar aku maka kebutuhan gizi dan vitamin pun semakin banyak, lagi lagi gaji papa tak sebanding dengan apa yang harus aku dapatkan setiap bulan. karena aku istimewa, karena aku terlahir sangat berbeda dan istimewa, maka apa yang harus aku konsumsi adalah syarat sembuh dan syarat hidupku.

Tak jarang, papa dan mama merasa dangat kekurangan dana untuk kehidupan kami, untuk ku terutama. tak habis akal, papa pun berusaha memulai bisnis sampingan, yang berawal dengan berjualan sandal jepit di kantor papa, tapi tak balik modal karena sering di hutang, lalu beralih dengan berjualan nasi bungkus yg di masak oleh mama sendiri lalu di jual ke kantor papa, juga tak berjalan sesuai rencana, tak balik modal malah rugi karena di hutang teman teman kantor papa, lalu papa sempat menyewa Motor Fukuda atau yang sekarang di gunakan untuk mengantar galon ke rumah2, papa menyewa itu dan merubahnya menjadi kereta kelinci yang biasanya banyak di tumpangi anak anak atau balita. setiap hari libur atau sore sepulang papa kerja, papa selalu menyempatkan diri untuk kerja sampingan dengan berkeliling bersama anak anak yang ingin naik dan berkeliling. beberapa hari berjalan, bisnis papa yang satu ini sepi dan banyak yang tak berminat. hingga papa nekat untuk melakukan hal ini yang jika ku ingat ingat sangat menyayat hati. papa menyewa kostum badut mickey mouse atau winnie the pooh. papa menjadi badut keliling yang mengedarai fukuda. papa ingin anak kecil tertarik sehingga papa mendapatkan uang. tak lupa aku selalu ikut kemana pun papa berkeliling dengan kostum badut dan fukuda tersebut. 

Jika ku ingat masa lalu itu, hanya tangis yang dapat kurasakan. demi merawatku, demi aku agar aku bisa sembuh agar aku sehat, papa dan mama rela bejuang. rasa malu dan lelah papapun terkubur amat dalam dengan rasa bertanggung jawabnya dengan ku ataupun mama. Papa adalah Ayah terhebatku sepanjang masa. Aku sangat bersyukur bisa terlahir sebagai anakmu. Tunggulah aku, akan ku bahagiakan papa mama:')

Syukur selalu kami panjatkan kepada Allah yang maha esa, karena-Nya kami dapat melewati tahun tahun penuh pilu dan kerja keras hingga akhirnya kami dapat membuka usaha berjualan jamu di rumah kami tapi itu juga hanya berjalan beberapa bulan hingga akhirnya kami membelokan usaha ke "wartel" atau warung telkom. tetap saja usaha ini tidak berjalan mulus, karena banyak okun yang menggunakan wartel kami tanpa membayar, itu yang membuat kami bangkrut. bahkan susahnya kami saat beberapa tahun lampau, PLN pernam mencabut listrik di rumah kami selama 2 hari karena kami tak sanggup membayarnya. 

hingga aku menginjak TK, papa tak kurang ide untuk membangun usaha lagi. papa membeli fukuda baru lalu memanfaatkannya sebagai jasa antar jemput anak sekolah dengan mempekerjakan satu pegawai. alhamdulillah, bisnis kali ini sangat menguntungkan kami hingga akhirnya perekonomian kami pun membaik, TNI juga mulai di sejahterahkan oleh pemerintah hingga akhirnya kami dapat membangun rumah, dan mendapatkan beberapa alat rumah tangga yang lebih dari kata layak untuk kita gunakan.

Saat aku SD, sepertinya ada yang mengganjal dari diriku, aku mulai sering sakit, bahkan pernah tidak masuk sekolah selaam satu bulan karena harus selalu check up jantung, dari sidoarjo hampir setiap hari PP ke surabay RSAL. tanpa mengeluh dan selalu memberiku semangat, papa dan mama selaluu mendampingi aku. hingga ketika aku mulai sehat, mama malah jatuh sakit dan harus operasi usus buntu. tapi semua berjalan baik baik saja;.

Lambat laun segalnya pun menjadi membaik, papa mulai naik pangkat, mulai mengikuti bisnis dari salah satu prodak obat obatan dan kecantikan ternama di Dunia dan mulai menginvestasi ke beberapa perusahaan kecil. makin kesini, papa juga merambah pada ilmu kesehatan herbal, yang sering di bilang "mahal" tapi jika semuanya kita niati insyallah akan barokah. hingga sekarang papa yang telah menjadi salah satu pengajar dan ahli terapi profesional yang upahnya lebih dari kata cukup, menjadi TNI yang amat sangat mengagumkan dan mulia untuk negara, keluarga serta agama, danhebatnya lagi, papa pernah di paksa pensiun dini dari TNI oleh manager dan direktur dari Perusahaan di Papua yang memberikan dampak pemasukan devisa yang tinggi untuk Indonesia, untuk menjadikan papa sebagai HRD di perusahaan tersebut. bahkan papa selalu merasa kurang akan ilmu yang didapatkannya, sempat kuliah dalam bidang kesehatan, dalam bidang herbal, dalam bidang ekonomi.

entah bagaimana aku sangat berterima kasih untuk segala yang engkau berikan pa, ma. engkau lebih berharga dari nyawaku. engkau lebih istimewa dari apapun. aku sayang mama papa karena Allah. papa mama selalu mengajarkanku untuk selalu berusaha, berdo'a, berjuang, berserah diri pada sang Kuasa, ikhas, sabar dan menerima kritikan yang dapat membangun. :')


 

OCA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea