Google mengumumkan penandatanganan kerja sama peningkatan akses internet di wilayah Indonesia dengan tiga operator telekomunikasi seluler Indonesia, yaitu XL Axiata, Indosat, dan Telkomsel. Google akan menyediakan balon pintar, Project Loon, untuk dapat menghubungkan 100 juta penduduk Indonesia.
Dalam pengumumannya di blog Google, Vice President Project Loon, Mike Cassidy menuliskan ia berharap ke depan proyek balon pintar ini bisa bermitra dengan penyedia lokal dalam membangun koneksi internet kecepatan tinggi berbasis Long Term Evolution (LTE).
"Kecepatan ini baik untuk situs-web, menonton video dan melakukan pembelian online," tulis Cassidy.
Dia menuliskan Project Loon dapat membantu perusahaan telekomunikasi melebarkan jaringannya, jauh tinggi di angkasa, dengan mengatasi tantangan dalam hal penyebaran peralatan dalam menyediakan konektivitas ke seluruh Nusantara. Wilayah Indonesia sebagaimana diketahi mencakup 17 ribu kepulauan yang terdiri dari hutan dan pegunungan.
Dikutip dari The Verge, Kamis 29 Oktober 2015, Cassidy mengatakan untuk menjangkau wilayah Indonesia yang sangat luas, Google akan mengerahkan banyak balon pintar. Cassidy mengatakan perusahaan merencanakan menerbangkan ratusan balon yang mengudara di wilayah Indonesia.
Alasannya, menurut data Google, perbandingan jumlah penduduk Indonesia yang bisa mengakses internet yaitu satu banding tiga.
"Dan sebagian besar koneksi Internetnya pun sangat lambat, namun, mereka tetap dapat melakukan berbagai hal mengagumkan," kata Cassidy menunjuk keberhasilan model bisnis Gojek dan HiJup, e-commerce fesyen.
Dengan balon pintar itu, Google akan mengambil sinyal yang dihasilkan oleh operator seluler Indonesia dan kemudian mendistribusikan sinyal itu menembus langit. Google menyebutkan balon pintar akan terbang pada ketinggian 20 Km di atas jalur pesawat terbang komersil.
Kemudian, kata Google, sinyal bisa memantul di antara berbagai balon dan menyelimuti area Indonesia yang dinyatakan mati. Penguna ponsel di daratan akan bisa menerima sinyal dari balon pontar itu layaknya jaringan Wi-Fi.
The Verge menuliskan kecepatan unduhan akses internet balon pintar ini akan mencapai 10 Mbps, atau hanya 1 Mbps di bawah kecepatan rata-rata internet di AS pada Agustus 2015.
Selain balon pintar, Cassidy mengatakan Google juga komitmen untuk makin memperluas dan mempermudah akses internet warga Indonesia dengan berbagai cara lainnya. Di antaranya yaitu memperkenalkan ponsel pintar terjangkau tapi punya kualitas tinggi, Android One.
"Bersamaan dengan ini, kami juga sedang bekerja untuk memudahkan penggunaan data dengan fitur seperti Search Lite, yang mempersingkat penelusuran sehingga memuat laman lebih cepat, atau dengan pengoptimalan laman Internet agar data lebih sedikit ketika ada pemuatan laman," tulis dia.
Cassidy menyebutkan upaya lainnya yaitu Google merilis YouTube offline, meningkatkan fungsi Google Translate dan layanan Google Street View untk merekam lokasi wisata dan wilayah di Indonesia.
Favorite web :)
Entradas populares
-
Bazaar kelas 9 Nah, kegiatan Bazaar ini sangat berkesan sekali bagi kelas 9, karena dari kegiatan Bazaar ini siwa-siswi kelas 9 d...
Blog Archive
Soca Bethari Puspa. Diberdayakan oleh Blogger.
About
aku soca. periang,unyu,mata cokelat,pipi tembem, hidung mancung, gigi kelinci, tinggi, pinter =)
#kenyataan book... =D PD gilaaaa :p
Jumat, 30 Oktober 2015
Arsitektur:)
Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Ruang lingkup dan keinginan
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah holak, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang memengaruhi arsitektur.
Teori dan praktik
Pentingnya teori untuk menjadi Referensi praktik tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "praktikdan teori adalah akar arsitektur. Praktik adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang arsitek yang berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktik hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktik, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan". Ini semua tidak lepas dari konsep pemikiran dasar bahwa kekuatan utama pada setiap Arsitek secara ideal terletak dalam kekuatan idea.
Sejarah
Untuk lebih jelas lihat artikel utama: Sejarah arsitektur
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia pada masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, École des Beaux-Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.
Kesimpulan
bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.
Sekolah Adiwiyata SMKN 1 Sidoarjo
Untuk menjadikan sekolah berbasis ramah lingkungan, SMKN 1 Sidoarjo
terus berbenah. Sekolah Kejuruan yang ada di Jl Monginsidi, Sabtu
(15/3/2014) depan akan menjalani penilaian dari Provinsi Jatim. Hal ini
karena SMKN 1 Sidoarjo sebagai wakil dari Sidoarjo untuk meraih sekolah
adiwiyata.
Sekolah tersebut sudah kelihatan hijau saat masuk pintu gerbang. Di sisi timur dan barat penuh dengan tumbuhan baik itu tumbuhan perdu, buah naga dan sayuran sayuran. Yang dipakai pagar untuk menuju pintu masuk sekolah bukan terbuat dari kayu atau besi. Namun di sepanjang jalan itu ditata paralon ukuran 4 dim ditanami kangkung dan sawi sehingga terkesan dingin.
Di ujung barat pintu masuk, terlihat house green ukuran 2 x 3 meter yang penuh dengan tanaman sawi dan kangkung. Di bawah house green terlihat rumput tertata dengan apik dan ditempat itu juga ditanam biofori yang berfungsi menyerap air. “Jika ada genangan air di tempat ini langsung terserap ke dalam tanah,” tutur Dra Ernawati, salah satu tim adiwiyata SMKN, Rabu (12/3/2014).
Menurut Erna, sebagai guru IPA mengaku, tanaman yang ada bukan dibuat-buat saat akan dilakukan penilaian saja. Namun sekolah yang ada ini, sudah mencanangkan green school sejak beberapa tahun lalu. Aneka tumbuhan ada di sekeliling sekolah. Di lapangan tengah yang difungsikan sebagai lapangan futsal dan basket, di sekelilingnya ditanami pohon sawo kecik yang tumbuh rindang.
“Nah untuk merawat semua tanaman yang ada, kami turun bersama siswa. Intinya guru dengan murid harus saling menjaga dan mengingatkan jika sampai ada tanaman yang mati atau membuang sampah sembarangan,” tandasnya.
Erna lantas menunjukkan karya dari siswa. Seperti pengolahan air kotor kemudian dijernihkan. Air itu diambil dari sisa air wudlu yang terbuang kemudian ditampung di tendon yang dipendam di bawah tanah. Kemudian air itu disedot ke atas lewat proses penjernihan yang sudah disiapkan dan keluar menjadi air bersih.
“Air kotor itu dipakai menyiram tanaman di sekliling sekolah. Kan tidak mubadzir. Jadi barang yang tadinya dibuang begitu saja bisa difungsikan lagi,” paparnya.
Siswa juga diajari membikin miniature scooter dari korek gas yang sudah tidak terpakai. Tidak itu saja, siswa juga diajari membikin gorden dari bekas gelas air mineral serta tudung saji dari gelas air mineral bekas. “Barang bekas bisa dimanfaatkan dan bisa dijadikan uang,” ungkapnya.
Sekolah tersebut sudah kelihatan hijau saat masuk pintu gerbang. Di sisi timur dan barat penuh dengan tumbuhan baik itu tumbuhan perdu, buah naga dan sayuran sayuran. Yang dipakai pagar untuk menuju pintu masuk sekolah bukan terbuat dari kayu atau besi. Namun di sepanjang jalan itu ditata paralon ukuran 4 dim ditanami kangkung dan sawi sehingga terkesan dingin.
Di ujung barat pintu masuk, terlihat house green ukuran 2 x 3 meter yang penuh dengan tanaman sawi dan kangkung. Di bawah house green terlihat rumput tertata dengan apik dan ditempat itu juga ditanam biofori yang berfungsi menyerap air. “Jika ada genangan air di tempat ini langsung terserap ke dalam tanah,” tutur Dra Ernawati, salah satu tim adiwiyata SMKN, Rabu (12/3/2014).
Menurut Erna, sebagai guru IPA mengaku, tanaman yang ada bukan dibuat-buat saat akan dilakukan penilaian saja. Namun sekolah yang ada ini, sudah mencanangkan green school sejak beberapa tahun lalu. Aneka tumbuhan ada di sekeliling sekolah. Di lapangan tengah yang difungsikan sebagai lapangan futsal dan basket, di sekelilingnya ditanami pohon sawo kecik yang tumbuh rindang.
“Nah untuk merawat semua tanaman yang ada, kami turun bersama siswa. Intinya guru dengan murid harus saling menjaga dan mengingatkan jika sampai ada tanaman yang mati atau membuang sampah sembarangan,” tandasnya.
Erna lantas menunjukkan karya dari siswa. Seperti pengolahan air kotor kemudian dijernihkan. Air itu diambil dari sisa air wudlu yang terbuang kemudian ditampung di tendon yang dipendam di bawah tanah. Kemudian air itu disedot ke atas lewat proses penjernihan yang sudah disiapkan dan keluar menjadi air bersih.
“Air kotor itu dipakai menyiram tanaman di sekliling sekolah. Kan tidak mubadzir. Jadi barang yang tadinya dibuang begitu saja bisa difungsikan lagi,” paparnya.
Siswa juga diajari membikin miniature scooter dari korek gas yang sudah tidak terpakai. Tidak itu saja, siswa juga diajari membikin gorden dari bekas gelas air mineral serta tudung saji dari gelas air mineral bekas. “Barang bekas bisa dimanfaatkan dan bisa dijadikan uang,” ungkapnya.
SMKN 1 SIDOARJO
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya selaku siswa dari SMKN 1 Sidoarjo ingin memperkenalkan sekolah SMKN 1
Sidoarjo yang terletak di jalan Monginsidi, Desa Sidoklumpuk . SMKN 1 Sidoarjo
ini kepala sekolahnya adalah Drs. Heru
Mursanyoto, MM. Untuk kode posnya adalah “61215”. Jika ingin menghubungi atau ingin mengirim Fax ke sekolah
kami, silahkan hubungi di nomer ini : “ 031-8965636 ”. Dan untuk alamat
E-mail atau Website kami, silahkan anda mengunjungi di alamat ini :
E -
Mail
|
:
|
|
Website
|
:
|
Di bawah ini adalah foto sekolah SMKN 1
Sidoarjo yang berada di halaman depan sekolah :
Dan katanya bahwa SMKN 1 Sidoarjo ini
pada tahun 2014 akan beraubah seperti
gambar yang ada di bawah ini :
Adapun
Visi dan Misi dari SMKN 1 Sidoarjo adalah sebagai berikut :
Visi SMK Negeri 1 Sidoarjo
adalah
: " Prima dalam Pelayanan, Unggul dalam Prestasi,
Terampil dalam Karya”
Misi SMK Negeri 1 Sidoarjo
Misi SMK Negeri 1 Sidoarjo dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Menumbuhkan
dan meningkatkan, pengamalan ajaran agama dan norma – norma yang berlaku dalam rangka
pembentukan kepribadian yang bertanggungjawab dan mandiri.
2. Menumbuhkan
dan meningkatkan semangat kerja sehingga dapat meningkatkan Kualitas Pendidikan
dan Pelatihan melalui Peningkatan Etos Kerja, Disiplin Kerja dan Lingkungan
Sekolah yang Kondusif.
3. Melaksanakan
model pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dengan
memberikan pelayanan yang sesuai kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
4. Mendorong
dan membantu setiap peserta didik untuk mengenal potensi dirinya melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
5. Menumbuhkan
buduaya bersih dan rasa memiliki sehingga dapat menumbuhkan kesadaran
pentingnya kebersamaan dan keserasian.
SMK
Negeri 1 Sidoarjo ini adalah salah satu SMK yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan
merupakan Sekolah Kejuruan pertama yang berada di Kabupaten Sidoarjo, ikut
berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang
tangguh, mampu bersaing, memiliki kompetensi, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta mampu menghasilkan produk unggul. Akan tetapi pada
kenyataannya sarana dan prasarana praktek di SMK Negeri 1 Sidoarjo jauh dari
mencukupi, sehingga sangat sulit rasanya SMK Negeri 1 Sidoarjo dapat mewujudkan
misinya yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagaimana yang
diuraikan diatas. Sejak awal berdirinya pada tahun 1975, sekolah ini dirancang
sebagai sekolah induk, dimana pembelajaran teori dilaksanakan di sekolah induk,
dan pembelajaran praktek dilaksanakan di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT)
Surabaya, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa masalah antara lain :
Lokasi tempat praktek yang cukup jauh, dan untuk menuju tempat praktek memakan
waktu relatif cukup lama, menimbulkan permasalahan tersendiri bagi siswa pada
saat melaksanakan praktik; antara lain : faktor keselamatan siswa dalam
perjalanan yang cukup rawan, keterlambatan siswa sampai di tempat praktek (BLPT
Surabaya), munculnya biaya tambahan di luar biaya sekolah berupa biaya
transportasi yang dirasa cukup memberatkan oleh orang tua/ wali murid. Adanya pengembangan program studi, mengakibatkan tidak
seluruh program studi yang ada di SMK Negeri 1 Sidoarjo dapat melaksanakan
praktek di BLPT Surabaya.
Melihat permasalahan tersebut, maka pada awal Tahun Ajaran 1996/1997 SMK Negeri
1 Sidoarjo memulai melaksanakan praktik sendiri di SMK Negeri 1 Sidoarjo ,serta
melakukan kerja sama dengan SMK Negeri 3 Buduran (dahulu STM Negeri Perkapalan)
untuk beberapa program keahlian yang peralatannya belum ada di SMK Negeri 1
Sidoarjo.
Dengan menyadari adanya kekurangan seperti tersebut diatas, maka mulai awal
tahun 1997, SMK Negeri 1 Sidoarjo memulai menyiapkan diri untuk menjadi sekolah
mandiri, dengan melaksanakan praktek dasar di sekolah sendiri. Sarana/Prasarana
praktek dasar yang ada saat ini diusahakan dengan melalui beberapa cara, yaitu
:
1. Mengubah beberapa ruang teori, ruang genset, gudang, dan
tempat parkir sepeda siswa menjadi bengkel praktek.
2. Memfungsikan kembali beberapa peralatan praktek ex
Sekolah Teknik Negeri (ST Negeri) yang masih layak pakai (peralatan ini berasal
dari ST Negeri Waru, Sidoarjo dan ST Negeri Probolinggo).
3. Mengadakan peralatan baru dengan bantuan dana dari siswa
baru, melalui sumbangan Komite Sekolah.
4. Mendapatkan sumbangan peralatan dari dunia usaha/dunia
industri.
Dari usaha tersebut, saat ini telah dapat diadakan beberapa bengkel praktek
dasar namun dengan kondisi yang masih kurang memadai.
SMK Negeri 1 Sidoarjo didirikan pada tahun 1975 yang
pada awalnya berasal dari STM Sidoarjo ( Swasta ), yang berlokasi di Jalan
Jenggolo No. 1 Sidoarjo dengan membuka 2 jurusan yaitu Teknik Mesin Produksi
dan Bangunan Gedung.
Kemudian Pada tahun 2000 menjadi SMK negeri 1 Sidoarjo
yang berlokasi di Jalan Monginsidi tepatnya di Desa Sidoklumpuk Kecamatan
Sidoarjo. Seiring dengan tuntutan dunia usaha / industri dan juga kurikulum
yang ada maka pada awal tahun 1999 menambahkan 5 Program Keahlian lagi sehingga
menjadi 7 program keahlian.
Ketujuh program keahlian tersebut,
yaitu :
1. Teknik Konstruksi
Bangunan ( TKB )
2. Teknik
Gambar Bangunan ( TGB )
3. Teknik
Pemanfaatan Tenaga Listrik ( TPFL )
4. Teknik
Audio Video ( TAV )
5. Teknik
Pendingin dan Tata Udara ( TPTU )
6. Teknik
Pemesinan ( TPM )
7. Teknik
Mekanik Otomotif ( TMO )
Oleh karena itu SMK Negeri 1 Sidoarjo mengajukan proposal
permohonan bantuan Peningkatan Pelaksanaan Maintenance & Repair (MR) dan
Pengadaan Peralatan Praktek melalui Program Subsidi Layanan Dasar (Schoolgrant
- SMK). Diharapkan dengan adanya pembenahan ke dalam khususnya Perbaikan dan
Perawatan peralatan praktik serta penambahan peralatan praktik, maka SMK Negeri
1 Sidoarjo nantinya mampu melaksanakan Program Pendidikan yang telah
direncanakan sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skill education)
melalui pendekatan berbasis luas (Broad Base Education)
Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki SMK Negeri 1 Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. Luas
tanah : 3,1 Ha
2. Bangunan
Permanen milik sendirif
3. Ruang
kelas yang memadai, nyaman dan dibantu dengan pemakaian LCD projector
4. Ruang
perpustakaan yang nyaman
5. Masjid
yang cukup luas dan nyaman
6. Ruang
lab KKPI yang lengkap dan ber AC
7. Ruang
laboratorium Bahasa Inggris
8. Ruang
laboratorium Kimia
9. Ruang
laboratorium Fisika
10. Ruang
kesenian
11. Bengkel
/ ruang Autocad ( gambar bangunan )
12. Ruang
Gambar Manual
13. Bengkel
Elektronika
14. Bengkel
Kayu
15. Bengkel
Pendingin
16. Bengkel
Otomotif
17. Bengkel
Pemesinan
18. Kantin
Siswa dan Guru
19. Koperasi
Siswa
20.Ruang
UKS
21. Kamar
mandi yang bersih dan banyak
22.Lapangan
Upacara
23.Lapangan
Bola voli dan Basket
24.Wall
Clambing
25.Ruang
OSIS
26.Ruang
Ekstra Hispala
27.Taman
Sekolah
Dan di SMKN 1 Sidoarjo ini ada beberapa
ekstrakulikuler, antara lain :
1. PASKIBRA
2. HISPALA
3. SKI
4. Jujitsu
5. dan lain lain
Dan
yang terakhir saya ingin memberi tahukan bahwa di SMKN 1 Sidoarjo tersebut
sangat menerapkan sikap disiplin, misalnya, jika siswa membawa motor ke
sekolah, lalu sampai di depan sekolah, maka siswa tersebut harus turun dan
mendorong hingga agak jauh mungkin 3 meter , baru ia dapat meneruskan
perjalannya ke tempat parkir dengan menaiki motornya kembali, dan bila siswa
tersebut memakai jaket, maka harus dilepas, karena di dalam SMKN 1 Sidoarjo
tidak boleh ada yang memakai jaket.
Sekian perkenalan dari sekolah saya, bila ada kata-kata yang kurang berkenan di
hati, saya sangat meminta maaf, Wassalammualaikum
Wr.Wb .....
Langganan:
Postingan (Atom)